ZURINAH HASSAN IALAH SASTERAWAN NEGARA MALAYSIA

Wednesday, June 20, 2007

menjelang 50 tahun kemerdekaan negara, mengapa aku tidak dapat menulis dengan bersemangat tentang kejayaan dan kegemilangannya? Mengapa aku merasa sayu ketika menulis sajak ini?


Senandung Bunda Kandung

(setelah 50 Tahun Merdeka)


50 tahun telah berlalu ayuhai bunda kandung

sejak kali pertama kau berdiri di anjung

memakai kerudung

mahkota,

dan kalung.


Betapa anggun wajahmu,bunda kandung

dihiasi kerudung termahal tenunan halus

dalam seri benang-benang peribadi

gubahan warna pancaran panji-panji

yang pernah berkibar pada tiang

empayar silam

mercutanda bangsa yang gemilang


Betapa berserinya wajahmu, bunda kandung

memakai mahkota dan kalung

bertatah mutiara paling berharga

yang digelidah dari laut sejarah

mahkota yang pernah terhempas

oleh taufan ganas

tangan-tangan kejam

kuku-kuku tajam

yang mencakar luka pantai Nusantara


Betapa merdu suaramu, bunda kandung

menyanyikan merdeka yang agung

memuja bumi yang dipijak

dan langit yang dijunjung

dengan suara yang lantang

dan lafaz yang terang

mengungkap kasih sayang

mengenang ribuan pahlawan yang hilang

darah dan airmata yang berguguran

di sepanjang perjalanan

menuju kemerdekaan sebuah watan

Dan di pagi Ogos ini

setelah setengah abad,

kau bersenandung di pentas agung

suaramu mulai serak

bertanyakan tentang anak-anak

tentang rimba, pantai dan ombak

dalam rangkap-rangkap yang tersayat

mencari putera-puteri yang tersesat

menangisi lidah bangsa yang cacat

Setelah lima puluh tahun merdeka

kau masih memanggil anak-anakmu

yang sedang ghairah menyusun aksara

menghias dataran dan pentas

kau memanggil anak-anakmu

yang hampir hilang

dalam hingar-bingar laungan

dan riuh rendah perarakan

dalam hiruk pikuk

ribuan slogan dan sepanduk

Dan pagi ini ayuhai bunda kandung

kau masih bersenandung

tentang merdeka

merdeka bukan susunan aksara

merdeka bukan dataran yang terhias

merdeka bukan bunga-bunga di pentas

merdeka setelah menghalau penjajah

adalah keberanian melangkah

ke pentas dunia berdiri megah

dengan fasih lidah

berhiaskan kerudung peribadi

dan mutiara harga diri

yang tidak dijualbeli.


ZURINAH HASSAN

Shah Alam, Selangor.